Jangan Pernah Mengentengkan untuk Mengaminkan
Oleh : KH Hafidz Abdurrahman
INILAHCOM, Jakarta- Jangan sekali-kali meremehkan "aamiin". Maka tidak cukup di dalam hati. Nabi menjelaskan ihwal "Aamiin" ini.
Kata Nabi, "Jibril mengajariku "Aamiin", ketika aku selesai membaca al-Fatihah. "Aamiin" itu seperti stempel untuk al-Qur'an." Bahkan dalam riwayat lain, "Aamiin itu adalah stempel Allah, Tuhan semesta alam."
Abu Bakar menjelaskan, "Maknanya, "aamiin" itu merupakan stempel Allah untuk hamba-Nya. Karena ia bisa menolak segala penyakit dan bala' dari mereka.
Bahkan, dalam hadits lain disebutkan, "Aamiin itu salah satu tangga di surga." Maknanya, kata Abu Bakar, "Kata yang dengannya, orang yang mengucapkannya berhak mendapatkan salah satu tangga surga."
Wahab bin Munabbih berkata, "Aamiin terdiri dari 4 huruf (yaitu, Alif, Mim, Ya' dan Nun), dimana di setiap hurufnya Allah ciptakan satu malaikat. Malaikat berkata (ketika ada yang mengucapkan "Aamiin"), "Allahummaghfir likulli man qala Amin (Ya Allah, ampunilah setiap orang yang mengucapkan Amin)."
Karena itu, sampai seorang penyair mengatakan, "Aamiin, Aamiin, aku tidak rela hanya dengan mengucapkan sekali, hingga aku akan mengulangnya 2000 Aamiin.." Penyair yang lain mengatakan, "Allah mengasihi seorang hamba yang berkata, 'Aamiin"..
Nabi sendiri, ketika habis membaca al-Fatihah, selalu mengucapkan "Aamiin." hingga bacaannya terdengar oleh barisan pertama dalam shalat. Jadi, tidak cukup mengucapkan "Aamiin" di dalam hati.
Bahkan, saking istimewanya "Aamiin", kata Nabi, "Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada umatku, apa yang tidak diberikan kepada siapapun sebelum mereka: (1) "as-Salam", yaitu salam penghuni surga; (2) Barisan malaikat; (3) Aamiin.." (Dinukil dari Tafsir al-Qurthubi, tentang Amin).
Subhanallah. Andai, kita tahu kemuliaan "Aamiin", kita tidak akan melewatkan kata "Aamiin", meski kelihatannya enteng. [ ]
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Jangan mengentengkan aamiin"
Post a Comment