Sebaiknya seorang Mu'min lelaki dan perempuan jangan sampai lupa untuk mendengar dan memperhatikan Petuah dan nasehat, karena Nasehat akan menjadikan hati tetep hidup. terhindar dari kerasnya hati yang akan mendorong pada tindakan yang bertentangan dengan aturan Norma dan Agama. Dan inilah Nasehat dari para Masyayih Pondok pesantren Lirboyo bukan hanya untuk para Alumni dan santrinya, tapi juga untuk kita semua...
Baca juga:
Kalau Berdoa Cukup Minta 4 Saja
Banyak orang yang ilmunya sedang-sedang saja, tapi betapa hebat manfaat dan barokahnya karena ditunjangi oleh sifat tawadlu’ dan banyak khidmah saat thalabul ‘ilmi/mencari ilmu.
(KH. Makshum Jauhari)
Menghormati Guru, harus menghormati apa yang dimiliki oleh sang guru.
(K.H Maksum Jauhari)
Empat perkara untuk menjadi hamba Allah yang hakiki adalah adab, ilmu, shidqu/jujur, dan amanah.
(K.H Imam Yahya Mahrus)
Santri kok pacaran berarti santri gadungan. Pernikahan yang berangkat dari pacaran biasanya tidak bahagia, karena saat pacaran yang di perhatikan hanya kebaikannya saja. Dan yang jelas menurut Islam pacaran itu dilarang.
(K.H Ahmad Idris Marzuqi)
Walaupun dirumah sudah menjadi Tokoh Masyarakat, bahkan menjadi Wali. Kalau belum mengajar, masih kurang disenangi oleh mbah Abdul Karim.
(KH. Ahmad Idris Marzuqi)
Orang yang ahli baca shalawat Dzuriyah dan anaknya akan gampang menjadi orang alim. Shaleh akhlaq dan tingkah lakunya. Kecerdasannya itu lain.
(K.H Ahmad Idris Marzuqi)
Ketika belajar di Lirboyo jangan pernah putus asa apapun yang terjadi.
(K.H Ahmad Idris Marzuqi)
Santri kalau pulang harus bisa menjadi seperti paku yang bisa menyatukan berbagai lapisan masyarakat, meskipun dirinya tak terlihat.
(K.H Abdul Aziz Manshur)
Lisan hanya wasilah, dakwah sebenarnya adalah (dengan) hati.
(KH. Abdul Aziz Manshur)
Berbuatah kebaikan sesuai dengan keahlianmu.
(KH. Abdul Aziz Manshur)
Kekuatan manusia terbatas. kewajiban kita, ikhlas dan berdoa. jangan cuma, "Saya harus bisa begini".
(KH. Abdul Aziz Manshur)
Puncak dari segala kenikmatan adalah meninggal dalam keadaan menetapi iman dan Islam.
(KH. Abdul Aziz Manshur)
Birrul walidain itu caranya bukan berarti orangtua kok di gendong ke sana ke sini. Tapi yang terpenting jangan menyakiti hati orang tua.
(K.H Anwar Manshur)
Hidup didunia ini kok terkena cobaan, jangan heran. itu sudah menjadi ketentuanNya.
(KH. Anwar Manshur)
Amalkanlah ilmu yang kalian peroleh sambil tetap mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu tetap diwajibkan sampai akhir hayat.
(KH. Anwar Manshur)
Kita harus benar-benar ikhlas dalam berjuang. Jangan sampai mengharapkan pamrih dari segala sesuatu yang kita sumbangkan kepada masyarakat dan bangsa.
(KH. Anwar Manshur)
Harganya seseorang adalah ilmu dan pengamalannya.
(K.H Anwar Manshur)
Sebaik-baiknya orang itu, orang diajak maling, malingnya malah sadar. Sejelek-jeleknya orang, orang diajak maling malah ikut jadi maling. Jangan mudah terbawa zaman, sekarang sudah tidak karuan. Jangan ikut-ikutan tidak karuan.
(K.H Anwar Manshur)
Orang sukses dan alim tentu ada hubungan dengan orangtua dan kakeknya.
(KH Abdullah Kafabihi Mahrus)
Perjuangan membutuhkan pengorbanan. Kejayaan membutuhkan perjuangan.
(KH. Abdullah Kafabihi Mahrus)
Setan mengoda dengan cara apapun. Kadang dengan pemikiran. Ini yang berbahaya, maka tafakkur harus didasari ilmu.
(KH. Abdullah Kafabihi Mahrus)
Yang bertanggung jawab terhadap NU adalah santri, karena NU lahir dari kalangan pesantren.
(KH Abdullah Kafabihi Mahrus)
Yang serius belajarnya...! Mumpung masih muda. Kalau sudah tua pasti nambah repot, karena tidak ada orang tua yang tidak repot.
(KH Habibullah Zaini)
Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah ketika hanya bisa bekerja. Pendidikan di Lirboyo bukan untuk bekerja, tapi untuk dakwah.
(KH Ma'ruf Zainuddin)
Harus punya tanggung jawab, kewajiban orang yang mencari ilmu harus belajar. Kewajiban orang yang mempunyai ilmu harus mengajar.
(KH. Ma'ruf Zainuddin)
Ilmu itu amanah, harus dipegang teguh dan disampaikan kepada yang berhak. (KH. Rofi'i Ya'kub)
Nah, Wejangan, petuah, atau maqalah para kiai Lirboyo di atas bukan saja penting untuk kalangan santri tapi juga untuk pembentukan karakter anak negeri ini yang makin tergerus oleh perkembangan zaman yang tidak karu-karuan, pergaulan yang semakin bebas, hingga Adab dan moralitas menurun. Intinya, para Kyai tetap mengajak selalu kepada jalan dakwah dan kebenaran, bukan hanya hidup untuk bekerja, sebagaimana dawuh diatas.... "Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah ketika kamu hanya bisa bekerja."
Semoga Kita mendapat keberkahan Para Masyayih, para Kyai yang telah berjuang mendidik anak Negeri ini, untuk bisa menjalani hidup sesuai titah Manusia.
فهم القوم الذين هدوا، وبفضل الله قد سعدوا ولغير الله ماقصدوا، ومع القران فى قرن
رب فانفعنا ببركاتهم، واهدنا الحسنى بحرمتهم وأمتنا فى طريقتهم، ومعافاة من الفتن
وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه والتابعين وعلينا معهم.... امين
sumber: postingan facebook.
Belum ada tanggapan untuk "Nasehat dari Para Masyayih Pondok Pesantren Lirboyo"
Post a Comment